Rabu, 03 Juni 2020

Covid oh..Covid 19

Pandemi covid 19 telah melanda lebih dari 200 negara tepatnya sudah 213 negara  di seluruh dunia yang telah melaporkan terjangkit virus ini . Negara Cina sebagai sumber penyebaran Covid 19 tak berdaya menghadapi pandemi ini,  bahkan negara-negara adi daya seperti Amerika Serikat, Italy dan banyak lagi negara Eropa dan hampir semua negara di seluruh dunia termasuk negara Indonesia menghadapi perang dengan pandemi yang bernama Covid 19.

 Tak sedikit korban berjatuhan dan banyak lagi yang berada dalam status positif, PDP,ODP dan ditengarai pula pembawa virus yang kelihatannya sehat-sehat saja yang di sebut dengan OTG. Kita jadi akrab dengan istilah-istilah tersebut, dari hari ke hari berita di televisi hanya membahas covid 19 yang seolah tak ada habisnya, bahkan dari hari ke hari jumlahnya semakin bertambah. Berita terakhir pasien terinfeksi Corona didunia hingga Rabu(3/6/2020) pukul 16.05WIB adalah 6.468.863 kasus (sumber: kompas.com)

Yang menjadi kekhawatiran kita semua korbannya juga banyak dari tenaga medis dan paramedis. Ketika jumlah mereka yang tertular semakin banyak bagaimana penanganan terhadap pasien yang jumlahnya semakin banyak? Padahal kita semua tahu garda terdepan dari pemberantasan covid 19 adalah mereka, ketika mereka sudah tak mampu lagi menahan derasnya jumlah pasien siapa lagi yang bisa kita harapkan? Mengapa masyarakat tidak juga sadar , menganggap bahwa virus mematikan ini adalah hal yang sangat biasa. Dengan santainya mereka keluar rumah untuk hal-hal yang tidak penting,  makan di warung-warung, jarang cuci tangan, bergerombol dan lain sebagainya tanpa memperhatikan protokol kesehatan. Inilah profil masyarakat kita yang kurang disiplin dalam kehidupan sehari-hari. 

Ketika pertama kali pemerintah mengumumkan untuk WFH (Work From Home)yang terlintas dalam pikiran saya adalah kebahagiaan yang tak terkira karena bisa berkumpul bersama keluarga. Benarkah begitu?? Tentu saja bahagia bercampur aduk dengan kekhawatiran dengan wabah ini karena kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi nanti, ketika pandemi semakin merajalela yang pasti adalah kesiapan diri kita untuk menghadapi pandemi Covid 19 dengan merubah kebiasaan kita menjadi lebih peduli pada kebersihan diri dan lingkungan.  

Kita harus lebih peduli pada sesama tapi tetap menjaga social distancing dan physical distancing, karena dalam masa pandemi semua orang dalam kondisi susah terutama para tenaga kerja harian yang tidak dapat bekerja seperti biasa kita yang merasa berkecukupan harus peduli dan saling tolong menolong terutama pada tetangga di sekitar kita, jangan sampai karena ketidak pedulian kita ada tetangga yang tidak makan karena tidak bekerja bahkan yang lebih miris lagi ketika membaca berita seorang ibu yang bunuh diri dengan kedua anaknya karen kondisi ekonomi yang memprihatinkan.
 
 Kita semua tahu ketika kita terjangkit virus Corona ini maka kita bersiap untuk mengisolasi diri dan bila ini tubuh ini tak mampu melawan ganasnya virus maka bersiap untuk di karantina di Rumah sakit atau tempat-tempat pengobatan yang disediakan pemerintah. Tak dapat kita bayangkan ketika sakit harus menyendiri dan ketika imun tak mampu lagi melawan ganasnya virus Corona maka bersiaplah untuk menghadap sang Khalik tanpa didampingi keluarga menuju pemakaman mereka hanya akan mengiringi jasad kita dari jauh karena sudah diatur dalam protokol penanganan Covid 19 bahwa yang boleh memakamkan hanyalah petugas medis. 

Sekarang kita bersiap-siap memasuki kehidupan Normal Baru (New Normal) dimana kantor-kantor,mal-mal, sekolah-sekolah mulai di buka kembali. Pemerintah mengajak kita untuk berdamai dengan covid 19, benarkah langkah yang di ambil pemerintah? Karena jumlah penderita dari hari ke hari trendnya tidak semakin menurun tapi malah semakin bertambah, bisakah masyarakat kita lebih disiplin, lebih peduli pada kesehatan diri dan lingkungan? sebagai orang awam saya hanya bisa mengatakan semoga ada perubahan yang signifikan dimana masyarakat Indonesia mampu untuk bangkit merubah mindset untuk menjadi lebih disiplin dan peduli kesehatan dan keselamatan diri dan lingkungan. Tidak bisa selamanya kita berada dalam PSBB bahwa ekonomi harus bangkit karena kesehatan ekonomi juga penting. Mari kita semua menyambut kebijakan pemerintah ini dengan positif thinking, semoga hari esok lebih baik dari hari ini....Aamiin YRA








8 komentar:

  1. Aamiin! Komplit, Dik!? Eh, ini komen resmi ataukah ringan? Kita tunggu tanggal mainnya, OK!? Bismillaah...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih komentarnya mbak, Insya Allah semoga selalu di beri kemudahan,kesehatan dan kesempatan untuk melahirkan tulisan berikutnya.
      Aamiin Ya Rabb

      Hapus
  2. Mantap sudah renyah dibaca.....πŸ‘πŸ‘πŸ‘

    BalasHapus
  3. Alhamdulillaah, mantul bu guru.
    Kita mmg hrs mulai dr lgkgn yg terkecil, yaitu dr klrg yg hrs disiplin dan peduli dg kesehatan dan keselamatan diri kita dan lgkgn di sktr kita. Smg Allah SWT selalu meridhoi di setiap usaha dan langkah kita ke dpn.
    Aamiin....
    Kita hrs ttp semangat bu guru πŸ’ͺπŸ’ͺπŸ’ͺ

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul...100 ya, semua diawali dari diri sendiri dulu

      Hapus
  4. Alhamdulillah...Luar biasa keren Bu Dewi...semangat trs utk berkarya dan peduli terhadap lingkungan yg terjadi saat ini..Maju trs melawan virus corona (COVID'19 ) ini pantang menyerah...smg Kita semua sll dlm Lindungan Allah SWT...Aamiin YRA

    BalasHapus
  5. Aamiin YRA.....Masih belajar menulis,terima kasih atas komentarnya

    BalasHapus